Kamis, 30 Juni 2022

Keutamaan Awal Dzulhijjah

 Tanpa terasa, sebentar lagi kita akan memasuki bulan Dzulhijjah. Sebuah bulan yang disucikan di dalam Islam sebagai salah satu dari 4 bulan haram yaitu Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab. 


Di bulan Dzulhijjah, terutama pada sepuluh hari awalnya terdapat keutamaan yang besar dari Allah subhanahu wata’ala bagi kita semua. Di dalam Al Qur’an surat Al Fajr, Allah telah bersumpah,


وَالْفَجْرِ (1) وَلَيَالٍ عَشْرٍ (2)


Demi waktu fajar, dan malam yang sepuluh (Al Fajr: 1-2)


Disebutkan oleh Al Imam Ibnu Katsir rahimahullah,


وَاللَّيَالِي الْعَشْرُ: الْمُرَادُ بِهَا عَشَرُ ذِي الْحِجَّةِ. كَمَا قَالَهُ ابْنُ عَبَّاسٍ، وَابْنُ الزُّبَيْرِ، وَمُجَاهِدٌ، وَغَيْرُ وَاحِدٍ مِنَ السَّلَفِ وَالْخَلَفِ.


Mengenai sepuluh malam, makna yang dimaksud ialah tanggal sepuluh hari pertama di bulan Zul Hijjah; sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnu Abbas, Ibnuz Zubair, Mujahid, dan lain-lainnya yang bukan hanya seorang dari kalangan ulama Salaf dan ulama Khalaf.


وَقَدْ ثَبَتَ فِي صَحِيحِ الْبُخَارِيِّ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ مَرْفُوعًا:


Telah disebutkan di dalam Sahih Al Bukhari dari Ibnu Abbas secara marfu', bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda,


"مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ فِيهِنَّ مِنْ هَذِهِ الْأَيَّامِ" -يَعْنِي عَشَرَ ذِي الْحِجَّةِ -قَالُوا: وَلَا الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ؟ قَالَ: "وَلَا الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ، إِلَّا رَجُلًا خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ، ثُمَّ لَمْ يَرْجِع مِنْ ذَلِكَ بِشَيْءٍ"


“Tiada suatu hari pun yang amal saleh lebih disukai oleh Allah padanya selain dari hari-hari ini. Yakni sepuluh hari pertama dari bulan Zul Hijjah. Mereka (para sahabat) bertanya, "Dan juga lebih utama daripada berjihad di jalan Allah?" Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab: Dan juga lebih utama daripada berjihad di jalan Allah, terkecuali seseorang yang keluar dengan membawa hartanya untuk berjihad di jalan Allah, kemudian tidak pulang membawa apapun.”


Hadits ini menunjukkan bahwa sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah adalah hari-hari yang memiliki keutamaan yang tidak sepantasnya seorang muslim untuk kemudian melalaikan keutamaan hari-hari ini.


Di sembilan hari pertama bulan Dzulhijjah ini kita disunnahkan untuk memperbanyak puasa. Diriwayatkan oleh Al Imam Abu Daud dan dishahihkan oleh Al Albani dari salah seorang istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan,


كَانَ رَسُولُ اللَّهِ يَصُومُ تِسْعَ ذِى الْحِجَّةِ وَيَوْمَ عَاشُورَاءَ وَثَلاَثَةَ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ 


“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa pada sembilan hari awal Dzulhijah, pada hari ‘Asyura’ (10 Muharram), berpuasa tiga hari setiap bulannya…”


Puasa ini semakin ditekankan lagi untuk kita laksanakan di tanggal 9-nya, yang kita kenal dengan nama puasa Arofah, di mana puasa tersebut akan menghapuskan dosa kita setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.


Di dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Al Imam Muslim dari sahabat Abu Qotadah radhiyallahu ‘anhu. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ


“Puasa Arofah (yaitu puasa tanggal 9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyuro (yaitu puasa tanggal 10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu.”


Disyariatkan pula bagi kita di sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah ini untuk memperbanyak dzikir kepada Allah, terutama bertakbir, mengagungkan nama Allah. Allah berfirman di dalam Al Quran 


وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فِي أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ


“Dan hendaknya mereka menyebut-nyebut nama Allah pada hari-hari yang telah ditentukan itu”. (Al Hajj: 28)


Dahulu para merupakan kebiasaan para sahabat Rasulullah shallallahu alaihi wasallam untuk memperbanyak dzikrullah di sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah ini. Al Imam Al Bukhari rahimahullah menyebutkan secara muallaq dari Abdullah bin Abbas,


وَقَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ وَاذْكُرُوا اللَّهَ فِى أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ أَيَّامُ الْعَشْرِ ، وَالأَيَّامُ الْمَعْدُودَاتُ أَيَّامُ التَّشْرِيقِ . 


Ibnu ‘Abbas berkata, “Berdzikirlah kalian pada Allah di hari-hari yang ditentukan yaitu 10 hari pertama Dzulhijah dan juga pada hari-hari tasyriq.” 


Kemudian beliau mengatakan,


وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ وَأَبُو هُرَيْرَةَ يَخْرُجَانِ إِلَى السُّوقِ فِى أَيَّامِ الْعَشْرِ يُكَبِّرَانِ ، وَيُكَبِّرُ النَّاسُ بِتَكْبِيرِهِمَا .


Ibnu ‘Umar dan Abu Hurairah pernah keluar ke pasar pada sepuluh hari pertama Dzulhijah, lalu mereka bertakbir, lantas manusia pun ikut bertakbir sebagaimana takbir mereka berdua.”


Takbir yang dilakukan oleh para sahabat ini disebut para ulama sebagai takbir mutlaq. Boleh kita kerjakan sejak tanggal 1 Dzulhijjah sampai waktu asar pada tanggal 13 Dzulhijjah. Selama tanggal 1 – 13 Dzulhijjah, kaum muslimin disyariatkan memperbanyak ucapan takbir di mana saja, kapan saja dan dalam kondisi apa saja. Boleh sambil berjalan, di kendaraan, bekerja, berdiri, duduk, ataupun berbaring. demikian pula, takbiran ini bisa dilakukan di rumah, jalan, kantor, sawah, pasar, lapangan, masjid, dst.


Adapun takbir yang dikhususkan dibaca setelah shalat disebut sebagai takbir muqayyad. Diriwayatkan dari para salaf di antara Umar bin Al Khattab, Ali bin Abi Thalib, dan Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhum jami’an bahwa mereka bertakbir setelah shalat shubuh pada tanggal 9 Dzulhijjah sampai setelah ashar di akhir hari tasyriq (13 Dzulhijjah).


Selain berpuasa, berdzikir dan bertakbir, disunnahkan pula bagi kita untuk memperbanyak ibadah sunnah lainnya seperti: shalat-shalat sunnah, bershadaqah, membaca Al-Qur’an, dll. 


Sebab di musim-musim kebaikan seperti Ramadhan, demikian juga sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah ini amalan-amalan pada waktu ini dilipat gandakan pahalanya. Bahkan amal ibadah yang tidak utama bila dilakukan pada hari itu akan menjadi lebih utama dan dicintai Allah daripada amal ibadah pada hari lainnya meskipun merupakan amal ibadah yang utama. 


Apabila telah tiba tanggal 10 Dzulhijjah, maka kita diperintahkan untuk menyembelih hewan qurban. Menyembelih hewan qurban di hari raya idhul adha dan juga hari-hari tasyriq adalah ibadah yang sifatnya sunnah muakkadah, sunnah yang sangat dianjurkan sekali. Allah subhanahu wata’ala berfirman,


إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ


Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Rabbmu; dan berkorbanlah. [al-Kautsar/108:1-2]


Hanya saja, bagi siapa yang ingin berqurban, maka mulai tanggal 1 Dzulhijjah hendaknya dia tidak memotong rambut (termasuk mencukur bulu dan menggunting kumis), memotong kuku (baik itu kuku tangan atau kuku kaki) atau mengambil bagian dari kulit badannya (baik itu yang terkelupas atau karena sebab lainnya. Diriwayatkan oleh Muslim dan lainnya, dari Ummu Salamah Radhiyallhu ‘anha bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.


إِذَا رَأَيْتُمْ هِلَالَ ذِي الْحِجَّةِ وَأَرَادَ أَحَدُكُمْ أَنْ يُضَحِّيَ ، فَلْيُمْسِكْ عَنْ شَعْرِهِ وَأَظْفَارِهِ


“Jika kamu melihat hilal bulan Dzul Hijjah dan salah seorang di antara kamu ingin berkurban, maka hendaklah ia menahan diri dari (memotong) rambut dan kukunya”.


Dalam riwayat lain beliau mengatakan,


فَلا يَمَسَّ مِنْ شَعَرِهِ وَبَشَرِهِ شَيْئًا 


“Maka janganlah ia mengambil sesuatu dari rambut atau kulitnya (sampai dia berkurban)”.


Ini beberapa hal yang berhubungan dengan sepuluh hari pertama dzulhijjah mudah-mudahan bermanfaat.


بارك الله لي ولكم في القرآن العظيم، ونفعني وإياكم بما فيه من الآيات والذكر الحكيم، أقول قولي هذا واستغفر الله، لي ولكم ولسائر المسلمين من كل ذنب، فاستغفروه إنه هو الغفور الرحيم. 


Apabila musim-musim ketaatan seperti sepuluh awal dzulhijjah ini datang, hendaknya kita sambut dengan semangat. Hendaknya tidak kita sia-siakan. Manfaatkan kesempatan yang ada ini untuk kita bersegera dan berlomba-lomba untuk meraih pahala, ampunan dan surge dari Allah subhanahu wata’ala.


Allah subhanahu wata’ala berfirman, 


سَابِقُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا كَعَرْضِ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ أُعِدَّتْ لِلَّذِينَ آَمَنُوا بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ ذَلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ


“Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Rabbmu dan surga yang lebarnya selebar langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-rasul-Nya. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. dan Allah mempunyai karunia yang besar.” (QS. Al Hadiid: 21)


فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ


“Berlomba-lombalah dalam kebaikan” (QS. Al Baqarah: 148).


Allah juga mengisahkan tentang keadaan orang-orang yang beriman,


أُولَئِكَ يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَهُمْ لَهَا سَابِقُونَ


“Mereka itulah orang-orang (yang selalu) bersegera dan berlomba-lomba dalam (melakukan) kebaikan-kebaikan” (QS al-Mu’minuun: 57-61).


Allah juga mengkhabarkan kepada kita tentang karakter para Nabi, orang-orang yang paling mulia di hadapan Allah. 


إِنَّهُمْ كَانُوا يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَيَدْعُونَنَا رَغَبًا وَرَهَبًا وَكَانُوا لَنَا خَاشِعِينَ


“Sesungguhnya mereka (para Nabi dan Rasul ) adalah orang-orang yang selalu bersegera (berlomba-lomba) dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka (selalu) berdoa kepada Kami dengan berharap dan takut. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu’ (dalam beribadah)” (QS al-Anbiyaa’: 90).


Oleh karena itu, bersemangatlah selalu dalam kebaikan. Karena kebaikan inilah yang akan menjadi bekal kita untuk menghadap Allah kelak. Mudah-mudahan Allah subhanahu wata’ala memberikan kemudahan dan pertolongannya agar kita bisa menjalankan ketaatan kepada-Nya.


Semoga kita tidak menyianyiakan kesempatan sedikitnya daripada dalamnya setahun yang telah disebut keutamaannya. 


اللَّهُمَّ أعِنَّا عَلَى ذِكْرِكَ، وَشُكْرِكَ، وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ 


اللهم اغفر للمسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات الأحياء منهم والأموات


ربنا اغفر لنا ولوالدينا وللمؤمنين يوم يقوم الحساب


رَبَّنَا لا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الوَهَّابُ


رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا


رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوْبَنَا وَإِسْرَافَنَا فِيْ أَمْرِنَا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ


اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا، اَللَّهُمَّ وَفِّقْهُمْ لِمَا فِيْهِ صَلَاحُهُمْ وَصَلَاحُ اْلإِسْلَامِ وَالْمُسْلِمِيْنَ،


رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ


عباد الله.... إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ


وصلى الله وسلم على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه اجمعين...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar