Jumat, 29 Juli 2022

Keutamaan puasa 9, 10 Muharram dan syarat dosa setahun diampuni

 🍃📕 KEUTAMAAN PUASA ‘ASYURO (10 MUHARROM) 📒🍃


➖➖➖➖


🔵 Berikut ini, di antara keutamaan puasa ‘Asyuro: 


1⃣ MENGHAPUS DOSA SETAHUN YANG LALU

👉🏻 Dari Shahabat Abu Qotadah rodhiyallahu ‘anhu; bahwasanya Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda:


صِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ، أَحْتَسِبُ عَلَى اللهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ


”Puasa pada hari ‘Asyuro , aku berharap kepada Allah penghapusan dosa setahun yang lalu.”

(HR. Muslim no.1162 - 196, Abu Daud no.2425 , At-Tirmidzi no.752, Ibnu Majah no.1738)


2⃣ PUASA YANG PALING UTAMA SETELAH PUASA RAMADHAN

👉🏻 Dari shahabat Abu Huroiroh rodhiyallahu ‘anhu; bahwasanya Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda:


أَفْضَلُ الصِّيَامِ، بَعْدَ رَمَضَانَ، شَهْرُ اللهِ الْمُحَرَّمُ، وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ، بَعْدَ الْفَرِيضَةِ، صَلَاةُ اللَّيْلِ


“Puasa yang paling utama setelah puasa di bulan romadhan adalah puasa pada bulan Allah -yang disebut dengan Muharrom, dan sholat yang paling utama setelah sholat fardhu (yang wajib) adalah sholat malam.“ (HR.Muslim no. 1163 - 202)



✅ Semoga Allah –Ta’ala- mudahkan kita untuk melaksanakannya. Aamiin.


Wallahul Muwaffiq



******


🍃📕 DISUNNAHKAN PULA PUASA TASU’AH ( 9 Muharrom) 📒🍃


➖➖➖➖


📝Al-Imam An-Nawawi rohimahullah dalam kitab Al-Majmu’ Syarhul-Muhadzzab (6/382-383) menjelaskan, bahwa Puasa Tasu’ah juga disunnahkan (baca: dianjurkan) dalam Islam, sebagaimana Puasa ‘Asyuro.


👉 Berdasarkan hadits Shahabat Ibnu Abbas rodhiyallahu ‘anhu; bahwasanya Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda:


لَئِنْ بَقِيتُ إِلَى قَابِلٍ، لَأَصُومَنَّ الْيَوْمَ التَّاسِعَ


🔹 ”Kalau seandainya aku masih hidup sampai tahun depan, Sungguh aku akan berpuasa (pula) pada hari kesembilannya.” (HR. Muslim no. 1134)


🔵 Namun beliau wafat sebelum datang tahun berikutnya. (HR. Muslim no. 1134 – 133)


@Warisansalaf

—------—


📋 SYARAT MENDAPATKAN AMPUNAN DOSA SETAHUN DENGAN PUASA ASYURO


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ


Rasulullah ﷺ bersabda,


وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاء أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ


“Dan puasa hari ‘Asyuro (10 Muharram), aku harap kepada Allah dapat menghapuskan dosa tahun sebelumnya.” [HR. Muslim dari Abu Qotadah radhiyallahu’anhu]


Syarat untuk mendapatkan ampunan dosa setahun adalah menjauhi dosa-dosa besar atau bertaubat darinya.


Dan Muharram adalah bulan yang Allah muliakan, maka lebih tidak patut bagi seorang hamba melakukan dosa atau menunda-nunda taubat.


Asy-Syaikhul ‘Allaamah Ibnu Baz rahimahullah berkata,


قال جمهور أهل العلم إن أداء الفرائض وترك الكبائر يكفر السيئات الصغائر، أما الكبائر فلا يكفرها إلا التوبة إلى الله سبحانه وتعالى


“Mayoritas ulama berpendapat: Sesungguhnya mengamalkan kewajiban-kewajiban dan meninggalkan dosa-dosa besar dapat menghapus dosa-dosa kecil. Adapun dosa-dosa besar tidak dapat dihapus kecuali dengan taubat kepada Allah subhanahu wa ta’ala.” [Nur ‘alad Darb, 6/64]


Asy-Syaikhul ‘Allaamah Ibnu Baz rahimahullah juga berkata,


وهكذا قوله في صوم يوم عاشوراء «إنه يكفر السنة التي قبله» يعني عند اجتناب الكبائر لقوله سبحانه وتعالى: {إِنْ تَجْتَنِبُوا كَبَائِرَ مَا تُنْهَوْنَ عَنْهُ نُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ}، ولقوله صلى الله عليه وسلم: «الصلوات الخمس والجمعة إلى الجمعة ورمضان إلى رمضان كفارات لما بينهن مالم تغش الكبائر» إذا اجتنب الكبائر، ما اجتنبت الكبائر كلها ألفاظ جاءت في الحديث عن النبي صلى الله عليه وسلم


“Demikian pula sabda Nabi shallallahu’alaihi wa sallam tentang puasa ‘Asyuro,


إنه يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ


“Sesungguhnya puasa ‘Asyuro menghapus dosa tahun sebelumnya.” [HR. Muslim dari Abu Qotadah radhiyallahu’ahu]


Maknanya adalah ketika dosa-dosa besar dijauhi.


Berdasarkan firman Allah ta’ala,


إِنْ تَجْتَنِبُوا كَبَائِرَ مَا تُنْهَوْنَ عَنْهُ نُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ


“Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosa kecilmu).” (An-Nisa: 31)


Dan berdasarkan sabda Nabi shallallahu’alaihi wa sallam,


الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ، وَالْجُمْعَةُ إِلَى الْجُمْعَةِ، وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ، مُكَفِّرَاتٌ مَا بَيْنَهُنَّ مَا لَمْ تُغْشَ الْكَبَائِرُ


“Sholat yang lima waktu, sholat Jum’at sampai Jum’at berikutnya, dan puasa Ramadhan sampai Ramadhan berikutnya, adalah penghapus-penghapus dosa di antara waktu-waktu tersebut, selama dosa besar tidak dilakukan.”(HR. Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu)


Dalam lafaz yang lain,


إِذَا اجْتَنَبَ الْكَبَائِرَ


“…Apabila ia menjauhi dosa-dosa besar.”


Dalam lafaz yang lain,


مَا اجْتُنِبَتِ الْكَبَائِرُ


“…Apabila dosa-dosa besar dijauhi.”


Semua ini adalah lafaz yang datang dari Nabi shallallahu’alaihi wa sallam.” [Nur ‘alad Darb, 6/65-66]


Sumber: https://sofyanruray.info/syarat-mendapatkan-ampunan-dosa-setahun-dengan-puasa-asyuro/



Tidak ada komentar:

Posting Komentar