Selasa, 05 Agustus 2014

Fitnah Khilafah Khayalan Daisy Iraq

Risalah terbaru asy syeikh allamah abdul muhsin al abbad hafidzhullah.

ﻓﺘﻨﺔ ﺍﻟﺨﻼﻓﺔ ﺍﻟﺪﺍﻋﺸﻴﺔ ﺍﻟﻌﺮﺍﻗﻴﺔ ﺍﻟﻤﺰﻋﻮﻣﺔ
((Fitnah Khilafah Khayalan Daisy Iraq))

ﺑﺴﻢ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﺮﺣﻤﻦ ﺍﻟﺮﺣﻴﻢ
ﺍﻟﺤﻤﺪ ﻟﻠﻪ ﻭﺣﺪﻩ ﻭﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻋﻠﻰ ﻣﻦ ﻻ ﻧﺒﻲ ﺑﻌﺪﻩ ﻧﺒﻴﻨﺎ ﻣﺤﻤﺪ ﻭﻋﻠﻰ ﺁﻟﻪ ﻭﺻﺤﺒﻪ. ﺃﻣﺎ ﺑﻌﺪ؛

فقد ولد في العراق قبل عدة سنوات فرقة أطلقت على نفسها دولة الإسلام بالعراق والشام، واشتهر ذكرها بأربعة حروف هي الحروف الأوائل لهذه الدولة المزعومة فيقال لها: ((داعش))،

وقد تعاقب على زعامتها ـ كما ذكر ذلك بعض المتابعين لحدوثها وأحداثها ـ عدد يقال للواحد منهم: أبو فلان الفلاني أو أبو فلان ابن فلان، كنية معها نسبة إلى بلد أو قبيلة كما هو شأن المجاهيل المتسترين بالكنى والأنساب
Telah lahir di Irak beberapa tahun yang lalu, kelompok yang menamakan dirinya Negara Islam Irak dan Syam (Levant), dan terkenal disebutkan empat karakter adalah huruf awal untuk negara khayal ini yang mengatakan padanya: ((Daa'ish)),

Dan telah berganti kepemimpinannya seperti yang disebutkan oleh beberapa pengikut dalam menceritakannya dan  peristiwa didalamnya, dikatakan salah satu dari mereka: Abu fulan al fulani atau Abu fulan ibnu fulan, nama kunyah padanya dinisbahkan pada negara atau suku (kabilah) sebagaimana dia dalam hal ini menyamarkan berlindung diri dengan nama kunyah dan silsilah.

، وبعد مضي مدة على الحرب التي وقعت في سوريا بين النظام والمقاتلين له دخل أعداد من هذه الفرقة غير مقاتلين للنظام، لكنهم يقاتلون أهل السنة المناوئين للنظام ويفتكون بهم، وقد اشتهر أن قتلهم لمن يريدون قتله يكون بالسكاكين الذي هو من أبشع وأنكى ما يكون في قتل الآدميين، وفي أوائل شهر رمضان الحالي حوَّلوا تسمية فرقتهم إلى اسم ((الخلافة الإسلامية))،

وخطب خليفتهم الذي أُطلق عليه أبو بكر البغدادي في جامع في الموصل، ومما قاله في خطبته: ((فقد وُلِّيت عليكم ولست بخيركم))، وقد صدق في أنه ليس بخيرهم؛ لأن قتل من يقتلونه بالسكاكين إن كان بأمره أو بعلمه وإقراره فهو شرهم؛ لقوله صلى الله عليه وسلم: ((من دعا إلى هدى كان له من الأجر مثل أجور من تبعه، لا ينقص ذلك من أجورهم شيئا، ومن دعا إلى ضلالة كان عليه من الإثم مثل آثام من تبعه، لا ينقص ذلك من آثامهم شيئا)) رواه مسلم (6804)،

dan setelah periode perang yang terjadi di Suriah antara rezim dan para pejuang, telah masuk sejumlah orang dari kelompok ini (Daisy) yang tidak memerangi pemerintah, tetapi mereka memerangi Sunni yang melawan rezim dan membunuh mereka, dan telah dikenal bahwa dalam membunuh orang-orang yang ingin dibunuhnya ini dengan pisau pisau, yang merupakan salah satu yang paling keji dan mengerikan yang dilakukan dalam pembunuhan pada manusia, dan dalam bulan awal Ramadhan ini mereka merubah penamaan kelompok mereka dengan nama ((kekhalifahan islam)),

Dalam pidato dari kholifah mereka yang menampilkan diri bernama Abu Bakr al-Baghdadi di sebuah masjid jami' di Mosul, dan apa yang dia katakan dalam khotbahnya: ((sungguh saya telah ditunjuk sebagai pemimpin atas kalian dan saya bukanlah yang terbaik diantara kalian)), dan sungguh benar bahwa dia bukanlah yang terbaik diantara mereka,  karena ia telah membunuh orang orang (para mujahidin sunni) dengan pisau atas perintahnya atau dengan pengetahuan dan persetujuannya, maka dia ini orang jahat dari mereka,  karena rosulullah sholallahu alaihi wasalam telah mengatakan : ((barang siapa yang menyerukan pada petunjuk maka baginya akan mendapat pahala semisal pahala orang yang mengikutinya dan tidak mengurangi pahalanya sedikitpun, dan barang siapa menyeru pada kesesatan maka baginya dosa dan dosa orang-orang yang mengikutinya, tanpa mengecilkan dosa mereka sesuatupun)) HR Muslim (6804),

وهذه الجملة التي قالها في خطبته قد قالها أول خليفة في الإسلام بعد رسول الله صلى الله عليه وسلم أبو بكر الصديق رضي الله عنه وأرضاه وهو خير هذه الأمة التي هي خير الأمم، قالها تواضعا وهو يعلم والصحابة يعلمون أنه خيرهم للأدلة الدالة على ذلك من كلام رسول الله صلى الله عليه وسلم، ومن الخير لهذه الفرقة أن تراجع نفسها وتؤوب إلى رشدها قبل أن تكون دولتها في مهب الرياح كشأن مثيلاتها التي سبقتها في مختلف العصور

Dan sejumlah kalimat ini yang diucapkan dalam khotbahnya, adalah ucapan yang telah diucapkan pertama dalam Islam oleh kholifah Rasulullah sholallahu alaihi wasalam yakni Abu Bakar ash-shidiq rodhiallahu anh wa ardhoh, yang adalah dia sebaik baik manusia dalam umat ini, dan umat ini adalah sebaik umat umat, ucapannya tawadhu' sederhana dan dia tahu dan sahabat pun tahu bahwa beliau terbaik dari mereka dalam berbuat adil dan keadilan, karenanya dari perkataan Rasulullah sholallahu alaihi wasalam,

dan untuk kebaikan kelompok ini agar kembali sendiri dan bertaubat mengikuti jalan yang benar, sebelum negara ini tertiup angin seperti yang  semisalnya yang telah mendahuluinya dalam berbagai abad lalu.

ومما يؤسف له أن فتنة هذه الخلافة المزعومة التي وُلدت قبل أيام لقيت قبولا عند بعض صغار الشباب في بلد الحرمين أظهروا فرحهم وسرورهم بها كما يفرح الظمآن بالسراب، وفيهم من زعم مبايعة هذا الخليفة المجهول!

وكيف يُرتجى خير ممن ابتلوا بالتكفير والتقتيل بأشنع القتل وأفظعه؟! والواجب على هؤلاء الشباب أن يربأوا بأنفسهم عن الانسياق وراء نعيق كل ناعق، وأن يكون الرجوع في كل التصرفات إلى ما جاء عن الله عز وجل وعن رسوله صلى الله عليه وسلم؛ لأن في ذلك العصمة والسلامة والنجاة في الدنيا والآخرة، وأن يرجعوا إلى العلماء الناصحين لهم وللمسلمين،

Sangat disayangkan bahwa fitnah khilafah khayalan ini, yang lahir beberapa hari lalu telah diterima di sebagian kecil anak muda di negari haramain menunjukkan kegembiraan dan kesenangan dengannya sebagaimana senangnya haus dengan minuman, dan diantara mereka berbai'at pada Khalifah majhul ini !

Dan bagaimana berharap baik dari mereka yang menganut paham takfir (pengkafiran) dan melakukan pembunuhan yang paling keji dan pembunuhan paling kejam ?

Dan wajib atas para pemuda ini untuk memisahkan diri dari ikut ikutan di belakang teriakan orang yang berteriak, dan semua tindakan agar  kembali pada apa yang datang dari Allah azza wajalla dan Rasul sholallahu alaihi wasallam, Karena didalamnya ada kesempurnaan dan keamanan dan keselamatan hidup di dunia dan akhirat, dan agar kembali pada ulama yang membimbing  mereka dan bagi kaum Muslimin.

ومن أمثلة سلامة من فكَّر في ضلال بسبب رجوعه إلى أهل العلم ما رواه مسلم في صحيحه (191) عن يزيد الفقير قال: ((كنتُ قد شَغَفَنِي رأيٌ من رأي الخوارج، فخرجنا في عِصابةٍ ذوي عدد نريد أن نحجَّ، ثمَّ نخرجَ على الناس، قال: فمررنا على المدينة فإذا جابر بن عبد الله يُحدِّث القومَ ـ جالسٌ إلى ساريةٍ ـ عن رسول الله صلى الله عليه وسلم، قال:

فإذا هو قد ذكر الجهنَّميِّين، قال: فقلتُ له: يا صاحبَ رسول الله! ما هذا الذي تُحدِّثون؟ والله يقول: {إِنَّكَ مَن تُدْخِلِ النَّارَ فَقَدْ أَخْزَيْتَهُ}، و {كُلَّمَا أَرَادُوا أَن يَخْرُجُوا مِنْهَا أُعِيدُوا فِيهَا}، فما هذا الذي تقولون؟ قال: فقال: أتقرأُ القرآنَ؟ قلتُ: نعم! قال: فهل سمعت بمقام محمد عليه السلام، يعني الذي يبعثه فيه؟ قلتُ: نعم! قال: فإنَّه مقام محمد صلى الله عليه وسلم المحمود الذي يُخرج اللهُ به مَن يُخرج. قال: ثمَّ نعتَ وضعَ الصِّراط ومرَّ الناس عليه، قال: وأخاف أن لا أكون أحفظ ذاك. قال: غير أنَّه قد زعم أنَّ قوماً يَخرجون من النار بعد أن يكونوا فيها، قال: يعني فيخرجون كأنَّهم عيدان السماسم، قال: فيدخلون نهراً من أنهار الجنَّة فيغتسلون فيه، فيخرجون كأنَّهم القراطيس. فرجعنا، قلنا: وَيْحَكم! أَتَروْنَ الشيخَ يَكذِبُ على رسول الله صلى الله عليه وسلم؟! فرجعنا، فلا ـ والله! ـ ما خرج منَّا غيرُ رَجل واحد، أو كما قال أبو نعيم ))

dan contoh keselamatan dari pemikiran sesat karena kembali ke para ulama, yakni apa yang diriwayatkan oleh Muslim dalam Shahih-nya (191) dari yazid al faqir, berkata: (( Dulu aku pernah terpengaruh dan begitu menyukai suatu pemikiran dari pemikiran Khawarij, lalu kami keluar bersama sekelompok orang banyak dengan maksud melaksanakan haji. Kami pun keluar (membaur bersama) manusia. Kemudian tatkala kami melewati Madinah, kami mendapati Jabir bin ‘Abdullah –radhiyallahu ‘anhuma- yang tengah duduk bersama para musafir seraya mengabarkan hadits dari Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wassalam- kepada orang-orang, dan dia menyebutkan tentang al-jahannamiyun (orang-orang yang dikeluarkan dari neraka -pent).

Aku pun berkata kepada Jabir bin ‘Abdullah, “Wahai shahabat Rasulullah, apa yang sedang kau bicarakan ini? Padahal Allah berfirman …:
رَبَّنَا إِنَّكَ مَنْ تُدْخِلِ النَّارَ فَقَدْ أَخْزَيْتَهُ
“Wahai Rabb kami, sesungguhnya siapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka, maka sungguh telah Engkau hinakan dia.” (QS. Ali ‘Imran: 192)
…  juga firman Allah:
كُلَّمَا أَرَادُوا أَنْ يَخْرُجُوا مِنْهَا أُعِيدُوا فِيهَا
“Setiap kali mereka (para penghuni neraka) hendak keluar daripadanya, mereka dikembalikan (lagi) ke dalamnya.” (QS. As-Sajdah: 20)
… lalu apa yang sedang kalian katakan ini?”

Maka Jabir bin ‘Abdullah –radhiyallah ‘anhuma- pun berkata, “Apakah kau membaca al-Quran?”
Aku menjawab, “Ya, aku membaca al-Quran.”
Jabir bin ‘Abdullah berkata, “Lantas apakah kau mendengar tentang kedudukan Muhammad ‘alaihi as-salam? Yakni kedudukan yang beliau diberi wewenang di dalamnya?”
Aku menjawab, “Ya.”
Jabir bin ‘Abdullah berkata, “Maka sesungguhnya itulah kedudukan Muhammad –shallallahu ‘alaihi wa sallam- yang terpuji, yang dengan kedudukan itulah Allah (mengizinkan) untuk mengeluarkan orang yang dikeluarkan (dari neraka).”

Kemudian Jabir bin ‘abdullah menjelaskan tentang letak shirath dan (bagaimana) manusia melintasinya. Aku khawatir tidak menghafalnya, hanya saja Jabir mengatakan bahwa ada orang-orang yang dikeluarkan dari neraka setelah mereka berada di dalamnya, yakni dia mengatakan, “Lalu mereka dikeluarkan (dari neraka) seakan-akan mereka itu potongan kayu dan biji-bijian kering yang telah dijemur, lalu mereka dimasukkan ke sebuah sungai dari sungai-sungai surga dan dicucilah mereka di situ, lalu dikeluarkan lagi seakan-akan mereka itu kertas yang putih.” Lalu kami pun kembali (kepada pemahaman yang benar), lalu kami mengatakan, “Celakalah kalian! Apakah kalian pikir Syaikh itu (Jabir bin ‘Abdullah) akan berdusta atas nama Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam?” Dan kami kembali (ke kampung halaman), dan demi Allah, tidaklah ada yang keluar dari kelompok kami kecuali seorang lelaki saja. Atau sebagaimana yang dikatakan oleh Abu Nu’aim))
وأبو نعيم هو الفضل بن دكين هو أحد رجال الإسناد، وهو يدلُّ على أنَّ هذه العصابةَ ابتُليت بالإعجاب برأي الخوارج في تكفير مرتكب الكبيرة وتخليده في النار، وأنَّهم بلقائهم جابراً رضي الله عنه وبيانه لهم صاروا إلى ما أرشدهم إليه،
dan Abu Nu’aim itu adalah al-Fadhl bin Dakin, salah seorang perawi dalam sanad hadits ini.
Kelompok tersebut berangkat untuk melaksanakan ibadah haji sambil terfitnah oleh pemahaman yang salah (khowarij). Pemahaman salah yang dimaksud adalah bahwa pelaku dosa besar itu tidak akan keluar dari neraka. Kelompok tersebut (yang memengaruhi Yazid al-Faqir) membawa ayat-ayat yang datang mengenai orang-orang kafir untuk dikenakan juga kepada kaum Muslimin. Pemahaman ini termasuk di antara aqidah Khawarij. Kelompok ini tadinya bermaksud menampakkan aqidah batil tersebut kepada manusia seusai musim haji. Akan tetapi dalam perjalanan yang berkah tersebut, Allah memberikan taufiq kepada mereka untuk bertemu dengan Jabir bin ‘Abdullah al-Anshari –radhiyallahu ‘anhuma- sehingga menjadi jelaslah bagi mereka tentang rusaknya pemahaman mereka serta ditunjukkan kepada mereka jalan yang lurus.

  وتركوا الباطلَ الذي فهموه، وأنَّهم عدلوا عن الخروج الذي همُّوا به بعد الحجِّ، وهذه من أعظم الفوائد التي يستفيدها المسلم برجوعه إلى أهل العلم.
Dan meninggalkan kesalahan yang dipahaminya dan mereka mengubah pikiran dari mengeluarkan pemikiran batil yang menimpa mereka setelah haji, dan ini salah satu manfaat terbesar yang didapatkan seorang muslim dengan kembalinya ia kepada ahlul ilmi.
---
ويدلُّ لخطورة الغلو في الدِّين والانحراف عن الحقِّ ومجانبة ما كان عليه أهل السنَّة والجماعة قوله صلى الله عليه وسلم من حديث حذيفة رضي الله عنه: ((إنَّ أخوفَ ما أخاف عليكم رجل قرأ القرآن، حتى إذا رُئيت بهجته عليه وكان ردءاً للإسلام، انسلخ منه ونبذه وراء ظهره، وسعى على جاره بالسيف ورماه بالشرك، قلت: يا نبيَّ الله! أيُّهما أولى بالشرك: الرامي أو المرمي؟ قال: بل الرامي)) رواه البخاري في التاريخ وأبو يعلى وابن حبان والبزار، انظر الصحيحة للألباني (3201).

Dan yang menunjukkan bahaya ekstremisme (Berlebihan) dalam agama dan penyimpangan dari kebenaran dan menyelisihi apa yang ahlusunnah wal jamaah yakini, adalah berkatanya sholallahu alaihi wasalam dari hadits  Hudzaifah rodhiallahu anhu : ((“Sesungguhnya yang paling aku khawatirkan atas kamu adalah seseorang yang telah membaca (menghafal) al- Qur’ân, sehingga ketika telah tampak kebagusannya terhadap al-Qur’ân dan dia menjadi pembela Islam, dia terlepas dari al-Qur’ân, membuangnya di belakang punggungnya, dan menyerang tetangganya dengan pedang dan menuduhnya musyrik”. Aku (Hudzaifah) bertanya, “Wahai nabi Allâh, siapakah yang lebih pantas disebut musyrik, penuduh atau yang dituduh?”. Beliau
menjawab, “Penuduhnya”. [HR. Bukhâri dalam at-Târîkh, Abu Ya’la, Ibnu Hibbân dan al-Bazzâr. Lihat ash-Shahîhah, no. 3201, karya al-Albâni)).

وحداثةُ السنِّ مظنَّة سوء الفهم، يدلُّ لذلك ما رواه البخاري في صحيحه (4495) بإسناده إلى هشام بن عروة، عن أبيه أنَّه قال: (( قلت لعائشة زوج النَّبيِّ صلى الله عليه وسلم وأنا يومئذ حديث السنِّ: أرأيتِ قول الله تبارك وتعالى: {إِنَّ الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ مِن شَعَآئِرِ اللَّهِ فَمَنْ حَجَّ الْبَيْتَ أَوِ اعْتَمَرَ فَلاَ جُنَاحَ عَلَيْهِ أَن يَطَّوَّفَ بِهِمَا} ، فما أرى على أحد شيئاً أن لا يطوَّف بهما، فقالت عائشة: كلاَّ! لو كانت كما تقول كانت: فلا جناح عليه أن لا يطوَّف بهما، إنَّما أنزلت هذه الآية في الأنصار، كانوا يُهلُّون لِمناة، وكانت مناة حذو قديد، وكانوا يتحرَّجون أن يطوَّفوا بين الصفا والمروة، فلمَّا جاء الإسلام سألوا رسول الله صلى الله عليه وسلم عن ذلك، فأنزل الله  {إِنَّ الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ مِن شَعَآئِرِ اللَّهِ فَمَنْ حَجَّ الْبَيْتَ أَوِ اعْتَمَرَ فَلاَ جُنَاحَ عَلَيْهِ أَن يَطَّوَّفَ بِهِمَا})).

Dan umumnya usia muda memungkinkan membawa pada kesalahpahaman, hal ini ditunjukkan riwayat oleh al-Bukhari dalam Shahih-nya (4495) diriwayatkan ke Hisham ibn Urwah dari ayahnya, ia berkata: ((Aku bertanya kepada Aisyah istri Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, -Saat itu saya masih muda-: 'Apakah anda tahu tentang firman Allah Tabaraka Wa Ta'ala: 'Sesungguhnya Shafaa dan Marwa adalah sebahagian dari syi'ar Allah. Barangsiapa yang
beribadah haji ke Baitullah atau ber'umrah, maka tidak ada dosa baginya mengerjakan sa'i antara keduanya.' Sebab sepengetahuanku tidak masalah bagi seseorang untuk meninggalkan Sa'i antara keduanya. Aisyah
menjawab; Bukan begitu, kalau seperti yang kamu katakan, maka jadinya tidak ada dosa orang tidak melakukan sa'i. Ayat ini turun pada orang-orang Anshar, yang dahulu mereka melakukan talbiyah karena Manat, yang letaknya di depan Qadid. Yang mereka berkeharusan berthawaf antara Shofa dan
Marwa. Tatkala Islam datang, mereka bertanya
pada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tentang hal itu. Maka Allah Tabaraka Wa Ta'ala
menurunkan ayat: 'Sesungguhnya Shafa dan
Marwa adalah sebagian dari syi'ar Allah. Maka
barangsiapa yang beribadah haji ke Baitullah atau ber-'umrah, Maka tidak ada dosa baginya mengerjakan sa'i antara keduanya'. (QS. Albaqarah 158)).

وعروة بن الزبير من خيار التابعين، وهو أحدُ الفقهاء السبعة بالمدينة في عصر التابعين، قد مهَّد لعُذره في خطئه في الفهم بكونه في ذلك الوقت الذي سأل فيه حديثَ السنِّ، وهو واضحٌ في أنَّ حداثةَ السنِّ مظنَّةُ سوء الفهم، وأنَّ الرجوع إلى أهل العلم فيه الخير والسلامة.

Padahal Urwah bin al-Zubair adalah tabi'in pilihan, adalah salah satu ulama yang tujuh di madinah di era tabi'in,  beliau telah membuka udzur dalam kesalahannya dalam pemahaman, yakni pada saat itu dalam usia muda tatkala bertanya (pada Aisyah), jelas bahwa usia muda memungkinkan membawa  kesalahpahaman, sesengguhnya kembali pada ulama didalamnya ada kebaikan dan keselamatan.

وفي صحيح البخاري (7152) عن جندب بن عبد الله قال: ((إنَّ أوَّل ما ينتن من الإنسان بطنُه، فمَن استطاع أن لا يأكل إلاَّ طيِّباً فليفعل، ومَن استطاع أن لا يُحال بينه وبين الجنَّة بملء كفٍّ من دم هراقه فليفعل))، قال الحافظ في الفتح (13/130): ((ووقع مرفوعاً عند الطبراني أيضاً من طريق إسماعيل بن مسلم، عن الحسن، عن جندب، ولفظه: (تعلمون أنِّي سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول:  لا يحولنَّ بين أحدكم وبين الجنَّة وهو يراها ملءُ كفِّ دم من مسلم أهراقه بغير حلِّه)، وهذا لو لم يرِد مصرَّحاً برفعه لكان في حكم المرفوع؛ لأنَّه لا يُقال بالرأي، وهو وعيد شديد لقتل المسلم بغير حقٍّ)).

Dalam Sahih Bukhari (7152) dari jundab bin Abdullah berkata: ((Hal pertama yang membusuk pada manusia adalah perutnya, maka siapa mampu hendaknya tidak makan kecuali yang baik, maka lakukan, dan siapa yang mampu menghindarkan tangannya dari
penumpahan darah sehingga dia terhalang dengan surga, maka lakukanlah)), berkata al Hafidz ibnu hajar dalam al-Fath nya (13/130): ((dan telah sampai secara marfu' pada Thabrani juga dari jalan Ismail bin Muslim, al-Hasan, dari jundab, dan lafadznya: (Kau tahu aku mendengar Rasulullah sholallahu alaihi wasalam mengatakan: Janganlah sampai di antara seseorang dan surga, padahal ia sudah melihat surga, dengan sepenuh genggaman darah seorang muslim yang ia  tumpahkan darahnya tanpa alasan)

Lafaz ini tidak secara tegas sampai kepada Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam (marfu’) akan tetapi ia dihukumi marfu’ karena tidak mungkin dikatakan berdasarkan pendapat (mesti berdasarkan wahyu), sebab di dalamnya ada ancaman yang keras terhadap dosa membunuh seorang muslim tanpa alasan yang benar (ini tidak mungkin dari pendapat Jundab, mestilah beliau pernah mendengarkan dari Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam).

وهذه الأحاديث والآثار هي بعض ما أوردته في رسالة ((بأي عقل ودين يكون التفجير والتدمير جهادا؟! ويحكم أفيقوا يا شباب))، وفيها آيات عديدة وأحاديث وآثار كثيرة في تحريم قتل الإنسان نفسه وقتله لغيره بغير حق، وقد طبعت هذه الرسالة مفردة في عام 1424هـ، وطبعت سنة 1428هـ مع رسالة أخرى بعنوان: ((بذل النصح والتذكير لبقايا المفتونين بالتكفير والتفجير)) ضمن مجموع كتبي ورسائلي (6/225-279).

Dan hadits hadits dan atsar dalam sebagian apa yang dalam risalah ((dengan pikiran dan agama apa yang menjadikan pemboman dan perusakan dikatakan jihad? Kasihan kalian, sadarlah wahai pemuda)), dan didalamnya banyak ayat dan atsar tentang larangan pembunuhan manusia atas diri sendiri dan membunuh orang lain tanpa haq, telah dicetak risalah ini secara terpisah pada tahun 1424 H, dicetak pula pada tahun 1428 dengan risalah lain yang berjudul: ((mengarahkan nasehat dan peringatan untuk sisa-sisa orang orang terfitnah dalam takfir (pengkafiran) dan tafjir (peledakan, pengeboman)) dalam kumpulan buku-buku dan risalah saya (6 / 225-279).

وعلى هؤلاء الشباب الذين انساقوا وراء نعيق هذه الفرقة أن يراجعوا أنفسهم ويثوبوا إلى رشدهم وألا يفكر أحد منهم باللحوق بها فيخرجون من الحياة بالأحزمة الناسفة التي يُلبسون إياها أو بذبح بالسكاكين الذي هو ميزة لهذه الفرقة، وعليهم أن يلزموا السمع والطاعة للدولة السعودية التي عاشوا وعاش آباؤهم وأجدادهم في ولايتها بأمن وأمان، فهي بحق أمثل دول العالم وخيرها على ما فيها من قصور من أعظم أسبابه فتنة التغريبيين في هذه البلاد الذين يلهثون وراء تقليد الغرب في كل ما فيه مضرة.

  demikian pula bapak-bapak dan kakek-kakek mereka hidup di negeri ini dalam keadaan aman dan damai. Negeri ini, dengan kebenaran (aku berkata) adalah sebaik-baiknya negeri di dunia ini, meskipun masih terdapat banyak kekurangan, diantara sebab kekurangan tersebut adalah bencana para pengikut Barat di negeri ini yang latah terhadap Barat, ikut-ikutan dalam perkara yang bermudarat.

Dan untuk para pemuda yang ikut ikutan dan di belakang menyeru pada kelompok ini untuk mengintrospeksi diri dan agar mereka kembali pada petunjuk yang benar dan jangan berpikir untuk bergabung dengan mereka, yang menyebabkan mengeluarkan dari kehidupan, dengan sabuk peledak yang dipakai atau menyembelih dengan pisau pisau, yang merupakan ciri kelompok ini, dan wajib atas mereka untuk mendengar dan taat pada negara Saudi di mana mereka tinggal dan orang tua dan kakek-nenek mereka dengan tunduk padanya dalam keselamatan dan keamanan,

Negeri ini, dengan kebenaran (aku berkata) adalah sebaik-baiknya negeri di dunia ini, meskipun masih terdapat banyak kekurangan, diantara sebab kekurangan tersebut adalah bencana para pengikut Barat di negeri ini yang latah terhadap Barat, ikut-ikutan dalam perkara yang bermudarat.

وأسأل الله عز وجل أن يصلح أحوال المسلمين في كل مكان، وأن يهدي شبابهم من البنين والبنات إلى كل خير،وأن يحفظ بلاد الحرمين حكومة وشعبا من كل سوء، وأن يوفقها لكل خير، وأن يقيها شر الأشرار وكيد الفجار، إنه سميع مجيب، وصلى الله وسلم على نبينا محمد وعلى آله وصحبه.

Saya meminta pada Allah Yang Maha Esa agar memperbaiki kondisi umat Islam di mana-mana, dan untuk membimbing anak-anak muda mereka laki laki dan perempuan untuk semua yang terbaik, dan untuk menjaga negari haramain pemerintahnya dan rakyatnya dari segala kejahatan, dan untuk membimbingnya dalam setiap kebaikan,  membentengi melawan kejahatan dan persekongkolan jelek, sesungguhnya allah maha mendengarkan dan menjawab, dan sholawat Allah dan salam  pada Nabi kami Muhammad dan atas keluarga dan sahabatnya.

Sumber
http://al-abbaad.com/index.php/articles/125-1435-09-28

Tidak ada komentar:

Posting Komentar