Selasa, 05 Agustus 2014

RUMUS KLASIK ALA KHOWARIJ KHOBITS

RUMUS KLASIK ALA KHOWARIJ KHOBITS

Kaidah khowarij melazimkan (mengkonsekwensikan) jika tidak berhukum allah atau melanggar hukum allah, maka ia kafir, jika kafir maka pasti masuk neraka, jika masuk neraka, ia kekal didalamnya.

Dalil secara mentah mudah didapat, tanpa ditelaah, tanpa perincian, tanpa ada cara dan tahapan pengkafirkan, langsung, ala thul ... Kafir.

Namun benarkah ?? 1000 % salah.

Simaklah hadits berikut ini.

رواه مسلم في صحيحه (191) عن يزيد الفقير قال: ((كنتُ قد شَغَفَنِي رأيٌ من رأي الخوارج، فخرجنا في عِصابةٍ ذوي عدد نريد أن نحجَّ، ثمَّ نخرجَ على الناس، قال: فمررنا على المدينة فإذا جابر بن عبد الله يُحدِّث القومَ ـ جالسٌ إلى ساريةٍ ـ عن رسول الله صلى الله عليه وسلم، قال:

فإذا هو قد ذكر الجهنَّميِّين، قال: فقلتُ له: يا صاحبَ رسول الله! ما هذا الذي تُحدِّثون؟ والله يقول: {إِنَّكَ مَن تُدْخِلِ النَّارَ فَقَدْ أَخْزَيْتَهُ}، و {كُلَّمَا أَرَادُوا أَن يَخْرُجُوا مِنْهَا أُعِيدُوا فِيهَا}، فما هذا الذي تقولون؟ قال: فقال: أتقرأُ القرآنَ؟ قلتُ: نعم! قال: فهل سمعت بمقام محمد عليه السلام، يعني الذي يبعثه فيه؟ قلتُ: نعم! قال: فإنَّه مقام محمد صلى الله عليه وسلم المحمود الذي يُخرج اللهُ به مَن يُخرج. قال: ثمَّ نعتَ وضعَ الصِّراط ومرَّ الناس عليه، قال: وأخاف أن لا أكون أحفظ ذاك. قال: غير أنَّه قد زعم أنَّ قوماً يَخرجون من النار بعد أن يكونوا فيها، قال: يعني فيخرجون كأنَّهم عيدان السماسم، قال: فيدخلون نهراً من أنهار الجنَّة فيغتسلون فيه، فيخرجون كأنَّهم القراطيس. فرجعنا، قلنا: وَيْحَكم! أَتَروْنَ الشيخَ يَكذِبُ على رسول الله صلى الله عليه وسلم؟! فرجعنا، فلا ـ والله! ـ ما خرج منَّا غيرُ رَجل واحد، أو كما قال أبو نعيم ))

diriwayatkan oleh Muslim dalam Shahih-nya (191) dari yazid al faqir, berkata: (( Dulu aku pernah terpengaruh dan begitu menyukai suatu pemikiran dari pemikiran Khawarij, lalu kami keluar bersama sekelompok orang banyak dengan maksud melaksanakan haji. Kami pun keluar (membaur bersama) manusia. Kemudian tatkala kami melewati Madinah, kami mendapati Jabir bin ‘Abdullah –radhiyallahu ‘anhuma- yang tengah duduk bersama para musafir seraya mengabarkan hadits dari Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wassalam- kepada orang-orang, dan dia menyebutkan tentang al-jahannamiyun (orang-orang yang dikeluarkan dari neraka).

Aku pun berkata kepada Jabir bin ‘Abdullah, “Wahai shahabat Rasulullah, apa yang sedang kau bicarakan ini? Padahal Allah berfirman …:
رَبَّنَا إِنَّكَ مَنْ تُدْخِلِ النَّارَ فَقَدْ أَخْزَيْتَهُ
“Wahai Rabb kami, sesungguhnya siapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka, maka sungguh telah Engkau hinakan dia.” (QS. Ali ‘Imran: 192)
…  juga firman Allah:
كُلَّمَا أَرَادُوا أَنْ يَخْرُجُوا مِنْهَا أُعِيدُوا فِيهَا
“Setiap kali mereka (para penghuni neraka) hendak keluar daripadanya, mereka dikembalikan (lagi) ke dalamnya.” (QS. As-Sajdah: 20)
… lalu apa yang sedang kalian katakan ini?”

Maka Jabir bin ‘Abdullah –radhiyallah ‘anhuma- pun berkata, “Apakah kau membaca al-Quran?”
Aku menjawab, “Ya, aku membaca al-Quran.”
Jabir bin ‘Abdullah berkata, “Lantas apakah kau mendengar tentang kedudukan Muhammad ‘alaihi as-salam? Yakni kedudukan yang beliau diberi wewenang di dalamnya?”
Aku menjawab, “Ya.”
Jabir bin ‘Abdullah berkata, “Maka sesungguhnya itulah kedudukan Muhammad –shallallahu ‘alaihi wa sallam- yang terpuji, yang dengan kedudukan itulah Allah (mengizinkan) untuk mengeluarkan orang yang dikeluarkan (dari neraka).”

Kemudian Jabir bin ‘abdullah menjelaskan tentang letak shirath dan (bagaimana) manusia melintasinya. Aku khawatir tidak menghafalnya, hanya saja Jabir mengatakan bahwa ada orang-orang yang dikeluarkan dari neraka setelah mereka berada di dalamnya, yakni dia mengatakan, “Lalu mereka dikeluarkan (dari neraka) seakan-akan mereka itu potongan kayu dan biji-bijian kering yang telah dijemur, lalu mereka dimasukkan ke sebuah sungai dari sungai-sungai surga dan dicucilah mereka di situ, lalu dikeluarkan lagi seakan-akan mereka itu kertas yang putih.” Lalu kami pun kembali (kepada pemahaman yang benar), lalu kami mengatakan, “Celakalah kalian! Apakah kalian pikir Syaikh itu (Jabir bin ‘Abdullah) akan berdusta atas nama Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam?” Dan kami kembali (ke kampung halaman), dan demi Allah, tidaklah ada yang keluar dari kelompok kami kecuali seorang lelaki saja. Atau sebagaimana yang dikatakan oleh Abu Nu’aim))

وأبو نعيم هو الفضل بن دكين هو أحد رجال الإسناد، وهو يدلُّ على أنَّ هذه العصابةَ ابتُليت بالإعجاب برأي الخوارج في تكفير مرتكب الكبيرة وتخليده في النار، وأنَّهم بلقائهم جابراً رضي الله عنه وبيانه لهم صاروا إلى ما أرشدهم إليه،
dan Abu Nu’aim itu adalah al-Fadhl bin Dakin, salah seorang perawi dalam sanad hadits ini.
Kelompok tersebut berangkat untuk melaksanakan ibadah haji sambil terfitnah oleh pemahaman yang salah. Pemahaman salah yang dimaksud adalah bahwa pelaku dosa besar itu tidak akan keluar dari neraka. Kelompok tersebut (yang memengaruhi Yazid al-Faqir) membawa ayat-ayat yang datang mengenai orang-orang kafir untuk dikenakan juga kepada kaum Muslimin. Pemahaman ini termasuk di antara aqidah Khawarij. Kelompok ini tadinya bermaksud menampakkan aqidah batil tersebut kepada manusia seusai haji. Akan tetapi dalam perjalanan yang berkah tersebut, Allah memberikan taufiq kepada mereka untuk bertemu dengan Jabir bin ‘Abdullah al-Anshari –radhiyallahu ‘anhuma- sehingga menjadi jelaslah bagi mereka tentang rusaknya pemahaman mereka serta ditunjukkan kepada mereka jalan yang lurus.

  وتركوا الباطلَ الذي فهموه، وأنَّهم عدلوا عن الخروج الذي همُّوا به بعد الحجِّ، وهذه من أعظم الفوائد التي يستفيدها المسلم برجوعه إلى أهل العلم.
Dan meninggalkan kesalahan yang dipahaminya dan mereka mengubah pikiran dari mengeluarkan pemikiran batil yang menimpa mereka setelah haji, dan ini salah satu manfaat terbesar yang didapatkan seorang muslim dengan kembalinya ia kepada ahlul ilmi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar