SYAFI'IYAH MUTAQODDIMIN MENYELISIHI ASY'ARIYAH
(SILSILAH SANAD AQIDAH SALAF SYAFI'IYAH)
Berikut ulama ulama Syafi'iyah kami urutkan sejak masa hidupnya berbarengan dengan Abul Hasan Asy'ari (260 - 324 H) sebelum ruju ke manhaj salaf.
Pemahaman Asy'ariyah terhitung pemahaman baru, tidak dikenal sebelumnya dari kalangan ulama ahlusunnah ashabul hadits terutama dari kalangan Syafi'iyah, yang beraqidah Salaf seperti halnya pula pengikut imam Ahmad bin Hanbal.
Dari sekilas sejarah ini kita akan tahu betapa keji kaidah AQIDAH ASY'ARI FIQIH SYAFI'I, seakan aqidah Syafi'i sesat dan batil, padahal aqidah inilah haq sesuai jalannya salaf 3 generasi terbaik.
Zakariyaa As-Saaji (wafat tahun 307 H)
Beliau adalah Abu Yahya Zakaria bin Yahya As-Saji Asy-Syafi'i merupakan muhaddist kota Bashrah masanya, dan faqih Madzhab Syafi'i. Menurut Adz-Dzahabi, Beliau merupakan salah satu guru Abu Hasan Al-Asy'ari dalam bidang hadist waktu masih kecil dan belum aliran Mu'tazilah.
Beliau berkata :
القول في السنة التي رأيت عليها أصحابنا أهل الحديث الذين لقيناهم أن الله تعالى على عرشه في سمائه يقرب من خلقه كيف شاء”.
“Perkataan tentang sunnah yang aku lihat merupakan perkataan para sahabat kami –dari kalangan Ahlul Hadits yang kami jumpai- bahwasanya Allah ta’aala di atas ‘arsyNya di langit, Ia dekat dengan makhluknya sesuai dengan yang dikehendakiNya”
(Al-‘Uluw li Al-‘Aliy Al-‘Adziim li Adz-Dzahabi 2/1203 no 482)
Disini diketahui, bahwa pemahaman Asy'ariyah adalah pemahaman baru, dimana sebelumnya TIDAK DIKENAL,
Ahlusunnah ashabul hadits bermanhaj salaf berkeyakinan Allah istiwa diatas arsy, sedang Asy'ariyah mentakwil dengan istaula (menguasai). Dan ini keyakinan 3 generasi salaf.
Ini menjadi bukti bahwa Asy’ariyah itu BEDA dengan SALAF AHLUSUNNAH ASHABUL HADITS
Al-Imam Abul-Abbas Ahmad ibn Umar ibn Suraij Al-Bagdadi Asy-Syafi’i (wafat:306 H), ulama yang sezaman dengan As Saaji. Beliau bergelar Imam Asy-Syafi’i Kedua.
Beliau berkata:
( ﻻ ﻧﻘﻮﻝ ﺑﺘﺄﻭﻳﻞ اﻟﻤﻌﺘﺰﻟﺔ، ﻭاﻷﺷﻌﺮﻳﺔ، ﻭاﻟﺠﻬﻤﻴﺔ، ﻭاﻟﻤﻠﺤﺪﺓ، ﻭاﻟﻤﺠﺴﻤﺔ، ﻭاﻟﻤﺸﺒﻬﺔ، ﻭاﻟﻜﺮاﻣﻴﺔ، ﻭاﻟﻤﻜﻴﻔﺔ، ﺑﻞ ﻧﻘﺒﻠﻬﺎ ﺑﻼ ﺗﺄﻭﻳﻞ، ﻭﻧﺆﻣﻦ ﺑﻬﺎ ﺑﻼ ﺗﻤﺜﻴﻞ، ﻭﻧﻘﻮﻝ اﻹﻳﻤﺎﻥ ﺑﻬﺎ ﻭاﺟﺐ، ﻭاﻟﻘﻮﻝ ﺑﻬﺎ ﺳﻨﺔ، ﻭاﺑﺘﻐﺎء ﺗﺄﻭﻳﻠﻬﺎ ﺑﺪﻋﺔ)
Kami tidak berpendapat (dalam ayat-ayat dan hadits-hadits tentang sifat Allah) dengan ta’wilnya Mu’tazilah, Asy’ariyyah, Jahmiyyah, Mulhidah, Mujassimah, Musyabbihah, Karramiyyah, dan Mukayyifah. Bahkan kami menerimanya tanpa menta’wil, beriman kepadanya tanpa tamtsil, dan kami berpendapat: beriman kepadanya adalah wajib dan berpendapat dengannya adalah sunnah, dan mencari ta’wilnya adalah bid’ah.(Ijtimã’ Al-Juyûsy Al-Islãmiyyah:119)
Abu Bakr Muhammad bin Ishaq bin Khuzaimah Asy Syafi'i (223 H-311 H)
وقال الإمام ابن خزيمة في التوحيد «باب ذكر البيان أن الله عز وجل في السماء) ما يلي : «كما أخبرنا (الله) في محكم تنزيله وعلى لسان نبيه عليه السلام، وكما (هو) مفهوم في ...
Beliau berkata dalam kitabnya At-Tauhiid 1/254
“Bab : Penyebutan penjelasan bahwasanya Allah Azza wa Jalla di langit:
Sebagaimana Allah kabarkan kepada kita dalam Al-Qur’an dan melalui lisan NabiNya –’alaihis salaam- dan sebagaimana hal ini dipahami pada fitroh kaum muslimin, dari kalangan para ulama mereka dan orang-orang jahilnya mereka, orang-orang merdeka dan budak-budak mereka, para lelaki dan para wanita, orang-orang dewasa dan anak-anak kecil mereka. Seluruh orang yang berdoa kepada Allah jalla wa ‘alaa hanyalah mengangkat kepalanya ke langit dan menjulurkan kedua tangannya kepada Allah, ke arah atas dan bukan kearah bawah”
Utsmaan bin Sa’iid Ad-Darimi Asy Syafi'i (wafat 280 H)
Beliau berkata:
قَدِ اتَّفَقَتِ الْكَلِمَةُ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ ، أَنَّ اللهَ بِكَمَالِهِ فَوْقَ عَرْشِهِ ، فَوْقَ سَمَوَاتِهِ
Beliau berkata dalam kitab beliau Ar-Rod ‘alal Marriisi
“Dan telah sepakat perkataan kaum muslimin dan orang-orang kafir bahwasanya Allah berada di langit, dan mereka telah menjelaskan Allah dengan hal itu (yaitu bahwasanya Allah berada di atas langit -pent) kecuali Bisyr Al-Marrisi yang sesat dan para sahabatnya. Bahkan anak-anak yang belum dewasa merekapun mengetahui hal ini, jika seorang anak kecil tersusahkan dengan sesuatu perkara maka ia mengangkat kedua tangannya ke Robb-Nya berdoa kepadaNya di langit, dan tidak mengarahkan tangannya ke arah selain langit. Maka setiap orang lebih menetahui tentang Allah dan dimana Allah daripada Jahmiyah” (Rod Ad-Darimi Utsmaan bin Sa’iid alaa Bisyr Al-Mariisi Al-‘Aniid Hal 25)
Al Muzani Asy Syafi'i (175-264)
Beliau adalah murid langsung imam Syafi'i.
Beliau berkata dalam bukunya Ushul sunnah :
الْحَمْدُ لِلّهِ أَحَقُّ مَنْ ذُكِرَ وَأَوْلَى مَنْ شُكِرَ وَعَلَيْهِ أُثْنِي الْوَاحِدُ الصَّمَدُ الَّذِي لَيْسَ لَهُ صَاحِبَةٌ وَلاَ وَلَد جَلَّ عَنِ الْمَثِيْلِ فَلاَ شَبِيْهَ لَهُ وَلاَ عَدِيْلَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ الْعَلِيْمُ الْخَبِيْرُ اْلمنِيْعُ الرَّفِيْعُ
Segala puji bagi Allah, Dzat Yang Paling berhak untuk diingat, Yang Paling Utama untuk disyukuri. Kepada-Nyalah aku memuji. Yang Maha Tunggal, Tempat bergantung (seluruh makhluk), Yang tidak memiliki istri maupun anak. Maha Mulya (jauh) dari yang semisal. Tidak ada yang serupa bagi-Nya maupun sebanding. Maha Mendengar, Maha Melihat, Maha Berilmu, Maha Mengetahui secara detail. Maha Mencegah dan Yang Maha Tinggi.
عَالٍ عَلَى عَرْشِهِ فِي مَجْدِهِ بِذَاتِهِ وَهُوَ دَانٍ بِعِلْمِهِ مِنْ خَلْقِهِ أَحَاطَ عِلْمُهُ بِاْلأُمُوْرِ وَأَنْفَذَ فِي خَلْقِهِ سَابِقَ الْمَقْدُوْرِ وَهُوَ الْجَوَّادُ الْغَفُوْرُ {يَعْلَمُ خَائِنَةَ اْلأَعْيُنِ وَمَا تُخْفِي الصُّدُوْرُ}
Tinggi di atas ‘Arsy-Nya, dalam Kemulyaan-Nya dengan Dzat-Nya. Dia dekat dengan Ilmu-Nya dari hamba-Nya. Ilmu-Nya meliputi segala perkara. Dan Dia mewujudkan dalam penciptaan-Nya (sesuai) yang telah ditaqdirkan sebelumnya. Dan Dia Yang Maha Dermawan lagi Maha Pengampun. {Dia Mengetahui pandangan-pandangan mata yang berkhianat dan segala yang disembunyikan (dalam) dada (Q.S Ghafir/ al-Mu’min:19)
Imam Asy Syafi'i (wafat tahun 204 H)
الإمام الشافعي ت 204 هـ. قال رحمه الله : القول في السنة التي أنا عليها ورأيت أصحابنا عليها , أهل الحديث الذين رأيتهم فأخذت عنهم مثل : سفيان ومالك وغيرهما : الإقرار بشهادة أن لا إله إلا الله وأن محمد رسول الله , وأن الله على عرشه في سمائه يقرب من خلقه كيف شاء . وصية الإمام الشافعي ص / 53 – 54
Berkata Asy Syafi'i, pendapat sesuai sunnah yang aku berada diatas nya, juga aku melihatnya para sahabatku juga diatasnya, mereka adalah ahlul Hadits Sufyan, Malik dan dst : menetapkan dengan persaksian Aku bersaksi tiada sesembahan Yang berhak disembah selain Allah dan Muhammad adalah Rosul Nya, dan Allah berada di atas langit, dekat dengan para hambaNya dengan kehendak Nya,
-وقال أيضاً : وأن الله عز وجل يرى في الآخرة ينظر إليه المؤمنين أعياناً جهاراً ويسمعون كلامه وأنه فوق العرش . وصية الإمام الشافعي ص / 38 – 39
Berkata Asy Syafi'i, sesungguhnya Allâh melihat di akhirat, orang-orang beriman memandang Nya secara langsung dan terbuka, mendengar kata-kata Nya, dan Dia berada di atas arsy
Al-Imam Asy-Syafi’i rahimahullah juga berkata, “Dan yang lebih aku sukai jika ia menguji sang budak tentang pengakuannya terhadap hari kebangkitan setelah kematian dan yang semisalnya”. Dan Al-Imam Asy-Syafii menyebutkan hadits Mu’aawiyah bin Al-Hakam, bahwasanya Ia berkata kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata tentang budak wanita yang ditampar olehnya, “Apakah wajib bagiku untuk membebaskan seorang budak?”. Maka Rasulullah bertanya kepada budak wanita tersebut, “Dimanakah Allah?”. Sang budak berkata, “Di langit”. Lalu Rasulullah bertanya lagi, “Siapakah saya?”. Maka sang budak wanita berkata, “Anda adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam”. Maka Rasulullah berkata, “Bebaskan budak wanita ini” (Manaaqib Asy-Syaafi’i 1/394)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar