Selasa, 22 September 2020

Kesalahan pembahasan aqidah dalam kitab Fathul Bari

 

AROMA ASYA’IROH DALAM FATHUL BARI

Kitab Fathul Bari adalah kitab monumental karya Imam besar kaum Muslimin, yaitu al-Hafidz Ibnu Hajar al-Asqolany -Rahimahullah-. Kitab ini merupakan syarah (penjelasan) dari kitab Shahih Bukhori, yang waktu penyusunannya memakan waktu kurang lebih selama 25 tahun. 
Namun tidak ada gading yang tak retak, sayang penulisnya dalam masalah-masalah akidah tertentu jatuh kepada kesalahan yang menyelisihi akidah salaful ummah. Diantara Kesalahan yang di highlight oleh ulama kita adalah terkaiat takwilan dalam bab sifat-sifat Allah Subhanahu wa ta’ala. Lajnah Daimah pernah berfatwa terkait sikap yang sebaiknya dilakukan oleh kaum muslimin, sehubungan dengan kesalahan yang terjadi pada diri ulama kibarnya. Teks fatwanya sebagai berikut :
ﺭﺍﺑﻌًﺎ : ﻣﻮﻗﻔﻨﺎ ﻣﻦ ﺃﺑﻲ ﺑﻜﺮ ﺍﻟﺒﺎﻗﻼﻧﻲ ﻭﺍﻟﺒﻴﻬﻘﻲ ﻭﺃﺑﻲ ﺍﻟﻔﺮﺝ ﺑﻦ ﺍﻟﺠﻮﺯﻱ ﻭﺃﺑﻲ ﺯﻛﺮﻳﺎ ﺍﻟﻨﻮﻭﻱ ﻭﺍﺑﻦ ﺣﺠﺮ ﻭﺃﻣﺜﺎﻟﻬﻢ ﻣﻤﻦ ﺗﺄﻭﻝ ﺑﻌﺾ ﺻﻔﺎﺕ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﺃﻭ ﻓﻮﺿﻮﺍ ﻓﻲ ﺃﺻﻞ ﻣﻌﻨﺎﻫﺎ – ﺃﻧﻬﻢ ﻓﻲ ﻧﻈﺮﻧﺎ ﻣﻦ ﻛﺒﺎﺭ ﻋﻠﻤﺎﺀ ﺍﻟﻤﺴﻠﻤﻴﻦ ﺍﻟﺬﻳﻦ ﻧﻔﻊ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻷﻣﺔ ﺑﻌﻠﻤﻬﻢ ﻓﺮﺣﻤﻬﻢ ﺍﻟﻠﻪ ﺭﺣﻤﺔ ﻭﺍﺳﻌﺔ ﻭﺟﺰﺍﻫﻢ ﻋﻨﺎ ﺧﻴﺮ ﺍﻟﺠﺰﺍﺀ، ﻭﺃﻧﻬﻢ ﻣﻦ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺴﻨﺔ ﻓﻴﻤﺎ ﻭﺍﻓﻘﻮﺍ ﻓﻴﻪ ﺍﻟﺼﺤﺎﺑﺔ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻬﻢ ﻭﺃﺋﻤﺔ ﺍﻟﺴﻠﻒ ﻓﻲ ﺍﻟﻘﺮﻭﻥ ﺍﻟﺜﻼﺛﺔ ﺍﻟﺘﻲ ﺷﻬﺪ ﻟﻬﺎ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺑﺎﻟﺨﻴﺮ، ﻭﺃﻧﻬﻢ ﺃﺧﻄﺄﻭﺍ ﻓﻴﻤﺎ ﺗﺄﻭﻟﻮﻩ ﻣﻦ ﻧﺼﻮﺹ ﺍﻟﺼﻔﺎﺕ ﻭﺧﺎﻟﻔﻮﺍ ﻓﻴﻪ ﺳﻠﻒ ﺍﻷﻣﺔ ﻭﺃﺋﻤﺔ ﺍﻟﺴﻨﺔ ﺭﺣﻤﻬﻢ ﺍﻟﻠﻪ ﺳﻮﺍﺀ ﺗﺄﻭﻟﻮﺍ ﺍﻟﺼﻔﺎﺕ ﺍﻟﺬﺍﺗﻴﺔ ﻭﺻﻔﺎﺕ ﺍﻷﻓﻌﺎﻝ ﺃﻡ ﺑﻌﺾ ﺫﻟﻚ .
ﻭﺑﺎﻟﻠﻪ ﺍﻟﺘﻮﻓﻴﻖ . ﻭﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻰ ﻧﺒﻴﻨﺎ ﻣﺤﻤﺪ، ﻭﺁﻟﻪ ﻭﺻﺤﺒﻪ ﻭﺳﻠﻢ  
“Sikap kita kepada Abu Bakar al-Baqilaaniy, Baihaqi,  Ibnul Jauzi,  Nawawi, Ibnu Hajar dan yang semisalnya dari para ulama yang mentakwil sebagian sifat-sifat Allah atau mentafwidhnya (abstain dalam itsbat) adalah kami melihat mereka sebagai ulama besar kaum muslimin, yangmana Allah memberikan manfaat kepada kaum muslimin berkat ilmu mereka -semoga Allah memberikan Rahmat kepada mereka dengan Rahmat yang luas dan balasan yang sebaik-baiknya- dan mereka adalah ahlu sunah dalam perkara yang bersesuaian dengan para sahabat dan Aimah Salaf 3 generasi pertama, yang Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam telah memberikan testimoni bahwa mereka berada dalam kebaikan. Namun mereka terjatuh pada kekeliruan ketika mentakwil nash-nash sifat, yang menyelisihi salaful umah dan Aimah Sunah, sama saja baik penyelewengannya dalam masalah sifat dzatiyyah, sifat af’aal atau sebagiannya” -selesai-. 
(http://www.alifta.net/Fatawa/fatawaDetails.aspx?BookID=3&View=Page&PageNo=1&PageID=880).
Untuk mengetahui diantara bentuk takwilan yang mirip dengan apa yang dilakukan asya’roh pada kitab fathul bari, tentunya bisa kita langsung baca dan ditelusuri pada beberapa tempat dalam kitab tersebut,  ketika penulisnya,  Al-Hafidz Ibnu Hajar mensyarah nash-nash terkait dengan sifat-sifat Allah. Dan Alhamdulillah, sebagian ulama telah melakukan penitian terhadap Fathul Bari, kemudian memberikan catatan sebagai bentuk koreksi terhadap apa yang disampaikan oleh penulis -Jazakumullah khoiron-. 
Diantara ulama tersebut adalah al-Imam Abdullah bin Abdul Aziz bin Baz -Rahimahullah-. beberapa cetakan kitab Fathul Bari telah dilengkapi dengan catatan dari beliau. Kemudian Alhamdulillah asy-syaikh Abdullah bin Muhammad ad-Duwaisy telah mengumpulkan catatan-catatan Imam bin Baz terhadap Fathul Bari dalam sebuah buku tersendiri yang berjudul “ﺍﻟﺘﻌﻠﻴﻘﺎﺕ ﻋﻠﻰ ﻓﺘﺢ ﺍﻟﺒﺎﺭﻱ ﻟﻠﻌﻼﻣﺔ ﺍﺑﻦ ﺑﺎﺯ”, bagi yang ingin memilikinya bisa diunduh pada link berikut : http://majles.alukah.net/t101012/
Contohnya Al-Hafidz ibnu Hajar mentakwil sifat Mahabbah Allah dengan “iradah bits Tsawaab” (kehendak untuk memberikan pahala). Maka kemudian asy-syaikh bin Baz memberikan catatan, bahwa takwil ini tidak benar dan yang tepat menurut Ahlus sunnah bahwa Allah disifati dengan Mahabbah sesuai dengan kebesaran dan keagungan-Nya, tidak boleh disamakan dengan mahabbah makhluk-Nya. 
Ta’liq Asy-Syaikh bin Baz sebenarnya tidak hanya terkait masalah akidah Asma wa Shifat saja, namun juga masalah Fiqih dan selainnya sebagaimana yang bisa pembaca lihat pada kitab yang kami isyaratkan diatas. Akan tetapi catatan yang dibuat oleh asy-Syaikh bin Baz belum mencakup seluruh kitab fathul bari. Upaya ini kemudian dilanjutkan oleh murid beliau yang bernama asy-syaikh DR. Ali bin Abdul Aziz asy-Syibl, namun fokusnya hanya mengkoreksi beberapa penyelewengan akidah dalam Fathul Bari yang beliau tuangkan dalam buku yang berjudul “ﺍﻟﺘﻨﺒﻴﻪ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻤﺨﺎﻟﻔﺎﺕ ﺍﻟﻌﻘﺪﻳﺔ ﻓﻲ ﻓﺘﺢ ﺍﻟﺒﺎﺭﻱ”. Kitab ini bisa diunduh disini : https://www.almeshkat.net/book/590
Bagi yang ingin lebih luas lagi mengetahui bagaimana manhaj Al-Hafidz Ibnu Hajar dalam masalah akidah yang dituangkan dalam bukunya “Fathul Bari”, baik yang positif maupun negatifnya ketika dibandingkan dengan akidah salaf, maka dapat mengkaji kitab yang berjudul “ﻣﻨﻬﺞ ﺍﺑﻦ ﺣﺠﺮ ﻓﻲ ﺍﻟﻌﻘﻴﺪﺓ ﻣﻦ ﺧﻼﻝ ﻛﺘﺎﺑﻪ ﻓﺘﺢ ﺍﻟﺒﺎﺭﻱ” yang asalnya adalah sebuah tesis S2 Muhammad Ishaq. Didalam tesisnya, penulis menetapkan bahwa manhaj Al-Hafidz ibnu Hajar dalam mensyarah Sifat-sifat Allah menempuh metode ahli takwil (hal. 725). Tesis tersebut dapat anda miliki dengan mengunduhnya disini : http://waqfeya.com/book.php?bid=1521.
Point pentingnya adalah bahwa kesalahan atas nama apapun tetaplah sebuah kesalahan yang tidak bisa dibenarkan sekedar hanya itu berasal dari ulama besar, maka kesalahannya tetap kita tinggalkan dan kebenaran yang lebih banyak darinya bisa kita ambil faedahnya. Semoga Allah mengampuni kesalahan para Aimah kita dan juga dosa-dosa kita semuanya. Aamiin ya Robbal ‘Alamiin.

ikhwah media

Tidak ada komentar:

Posting Komentar