Kamis, 03 September 2020

Kisah ulama Asya’iroh tokoh ilmu kalam di akhir hidup mereka

 Kisah Ulama Asya’iroh Tokoh ilmu kalam di akhir hidup mereka. Yang ada hanya penyesalan, 


Asy Syahristani rohimahullah (telah bertaubat di akhir hidup nya) mengatakan, sungguh aku telah mengelilingi ma'had ma'had, aku menjelaskan pandangan ku, lalu tidak kudapati kecuali menghasilkan orang orang bingung dan menggertak gigi karena menyesal (telah mempelajari ilmu kalam) 


Fakhrudin ar Rozi rohimahullah (telah bertaubat di akhir hidup nya) berkata, ujung dari mendahulukan akal, hidayah terhalang, kebanyakan usaha orang adalah kesesatan, ruh kami asing dari jasad kami, ujung dari dunia kami adalah kesengsaraan dan kesulitan. Dan kaki tidak mendapat faedah, seumur hidup kami merasa mencari kebenaran, kami hanya kumpulkan kata si anu kata si anu. (Dia bingung di akhir hidup nya) 


Rozi juga berkata, sungguh aku telah perhatikan cara filsafat dan aku ikuti manhaj falsafah, lalu aku dapati manhaj mereka tidak bisa menyembuhkan penyakit dan menghilangkan dahaga, telah aku dapati tempat kembali jalan terbaik adalah jalan nya al Qur'an. Aku baca dalam itsbat 

الرحمن علي الارشى استوى

Dan selesai. Kepada Nya naik kalimat kalimat yang baik, adapun masalah nafi (pengingkaran) 

ليس كمثله شيء وهو السميع البصير 

Barang siapa mencoba apa yang aku coba, dia akan mengetahui apa aku ketahui. (percuma mempelajarinya ilmu filsafat) 


Berkata Imam haromain juwaini rohimahullah (telah bertaubat akhirnya hidup nya), sungguh aku telah masuk lautan yang luas yakni ilmu filsafat, dan aku meninggalkan orang islam dengan ilmu mereka, dan aku masukkan kedalam ilmu yang telah aku larang memasukinya, kalau sekarang allah tidak memberi rohmat aku, maka celaka si fulan, sekarang aku ingin meninggal diatas aqidah ibuku. 


Ada pula yang berkata, orang yang paling banyak terkena keraguan tatkala akan meninggal adalah ahlul filsafat, 


Berkata murid al rozi, syamsudin al qohtusyahi, ketika dia bertanya ke orang awam, Apa yang kau yakini aqidah? Orang ini jawab, aqidah ku seperti aqidah orang orang awam kebanyakan. 

Dia berkata, engkau meyakini apa yang diyakini orang orang, bersyukurlah terhadap nikmat ini. 

sedangkan aku demi allah dalam keraguan, aku tidak tahu apa yang aku yakini. 


Seorang juga berkata, aku duduk diatas tempat dudukku, menutup selimut diatas mukaku, aku bandingkan pendapat si anu dengannya si anu, sampaikan akhir malam aku tidak tidur dan aku tidak tahu mana yang benar diantara mereka. 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar