Rabu, 25 November 2020

Mengklaim Ulama Syafi’iyah Asy'ariyah ternyata malah Syafi'iyah salafi

 Mengklaim Ulama Syafi’iyah Asy'ariyah ternyata malah Syafi'iyah salafi

(Dialog Syafi'iyah Salafi vs Syafi'iyah Asy'ariyah) 


Al-Hafizh Abul Qasim Ibnu Asakir (penulis Tarikh Damsyiq) rahimahullah (wafat tahun 571 H) adalah ahlul hadits Syafi’iyah yang berakidah Asy’ariyah. Untuk membela Asy’ariyah dan al-Imam Abul Hasan al-Asy’ari beliau menulis kitab ‘Tabyin Kadzibil Muftari fi Ma Nusiba ilal Imam Abil Hasan al-Asy’ari’. 


Di dalam kitab tersebut beliau memperbanyak ulama Asy’ariyah tanpa bukti ilmiah. Seringkali beliau menyatakan bahwa imam fulan adalah pengikut Asy’ariyah. Padahal yang bersangkutan adalah ulama Syafi’iyah yang Salafi.


Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata:

وَقَدْ ذَكَرَ أَبُو الْقَاسِمِ بْنُ عَسَاكِرَ فِيمَا ذَكَرَهُ مِنْ أَصْحَابِ الْأَشْعَرِيِّ جَمَاعَةً كَثِيرَةً لَيْسُوا مِنْهُمْ، بَلْ مِنْهُمْ مَنْ هُوَ مَشْهُورٌ بِالْمُنَاقَضَةِ وَالْمُعَارَضَةِ لَهُمْ…الخ

“Dan Abul Qasim Ibnu Asakir –dalam kitab at-Tabyin- banyak menyebutkan ulama-ulama yang menjadi pengikut Abul Hasan al-Asy’ari, padahal yang bersangkutan tidak berakidah Asy’ariyah. Bahkan di antara mereka terdapat ulama yang terkenal dengan penentangan dan perselisihannya terhadap Asy’ariyah..dst.” (Al-Fatawa al-Kubra: 6/602).


Sebagai contoh adalah al-Imam Abu Bakar al-Ismaili al-Jurjani asy-Syafi’i (wafat tahun 371 H) rahimahullah. 


Al-Allamah Ibnu Qadhi Syuhbah asy-Syafi’i menjelaskan biografi beliau:

أحمد بن إبراهيم بن إسماعيل بن العباس أبو بكر الإسماعيلي الفقيه الحافظ أحد كبراء الشافعية فقها وحديثا وتصنيفا

“Ahmad bin Ibrahim bin Ismail bin al-Abbas Abu Bakar al-Ismaili al-Faqih al-Hafizh salah seorang pembesar Syafi’iyah secara fikih, hadits dan karya tulis.” (Thabaqat asy-Syafi’iyah li Ibni Qadhi Syuhbah: 1/136-7).


Ibnu Asakir menyatakan:

ومنهم أبو بكر الجرجاني المعروف بالاسماعيلي رحمه الله

“Di antara mereka (ulama Asy’ariyah) adalah Abu Bakar al-Jurjani yang terkenal dengan al-Ismaili rahimahullah.” (Tabyin Kadzibil Muftari: 192).


Padahal al-Isma’ili menyatakan dalam kitab ‘I’tiqad’ beliau –sebagaimana penukilan al-Imam adz-Dzahabi-:

إعلموا رحمكم الله أن مذاهب أهل الحديث أهل السنة والجماعة الإقرار بالله وملائكته وكتبه ورسله وقبول ما نطق به كتاب الله وما صحت به الرواية عن رسول الله لا معدل عما وردا به ويعتقدون أن الله تعالى مدعو بأسمائه الحسنى موصوف بصفاته التي وصف بها نفسه ووصفه بها نبيه  خلق آدم بيده ويداه مبسوطتان بلا إعتقاد كيف استوى على العرش بلا كيف فإنه إنتهى إلى أنه استوى على العرش ولم يذكر كيف كان استواؤه..الخ

“Ketahuilah –semoga Allah merahmati kalian- bahwa madzhab Ahlussunnah Waljamaah adalah beriman kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya, dan menerima perkara yang diucapakan oleh Kitabullah dan perkara yang diriwayatkan secara shahih dari Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, tanpa melenceng darinya. Mereka juga meyakini bahwa Allah ta’ala diseru (dalam do’a) dengan nama-nama-Nya yang indah, disifati dengan sifat-sifat yang telah disifatkan oleh Allah sendiri dan disifatkan oleh Nabi-Nya. Allah menciptakan Adam alaihissalam dengan tangan-Nya. Kedua tangan-Nya terbentang tanpa meyakini tatacaranya. Allah bersemayam di atas Arsy tanpa membahas tatacaranya, karena Allah hanya menyebutkan bahwa Ia bersemayam di atas Arsy tanpa menyebutkan tatacara bersemayam-Nya…dst.” (Al-Uluw lil Aliyyil Ghaffar: 229-230, Tadzkiratul Huffazh: 3/107).


Apa yang diklaim oleh Ibnu Asakir bahwa al ismaili seorang Asy'ari, dibantah oleh perkataan al ismaili sendiri yang menyatakan beliau memegang keyakinan salaf.


Contoh ke 2


Al-Imam al-Hakim Abu Abdillah an-Naisaburi (penulis kitab al-Mustadrak alas Shahihain) rahimahullah (wafat tahun 405 H).


Ibnu Asakir menyatakan:

ومنهم الحاكم أبو عبد الله بن البيع النيسابوري الحافظ رحمه الله

“Dan di antara mereka (ulama Asy’ariyah, pen) adalah al-Hakim Abu Abdillah Ibnul Bayyi’ al-Hafizh rahimahullah.” (Tabyin Kadzibil Muftari: 227).


Padahal al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah menjelaskan tentang al-Hakim dan Ibnu Qutaibah yang sama-sama berakidah Salafi, meskipun keduanya berseberangan di dalam menyikapi Ahlul Bait. Al-Hafizh menyatakan:

فإن في ابن قتيبة انحرافا عن أهل البيت والحاكم على ضد من ذلك وإلا فاعتقادهما معا فيما يتعلق بالصفات واحد

“Karena di dalam Ibnu Qutaibah terdapat penyimpangan dari Ahlul Bait (yakni sedikit nashibiyah, pen) sedangkan al-Hakim sebaliknya (yakni sedikit tasyayyu’, pen). Jika tidak, maka akidah keduanya di dalam perkara yang berhubungan dengan sifat-sifat Allah adalah sama.” (Lisanul Mizan: 3/358).


Al-Imam adz-Dzahabi rahimahullah -setelah memaparkan ucapan al-Hakim yang melarang periwayatan hadits dari Ibnu Qataibah- menyatakan:

ثم ما رأيت لابي محمد في كتاب ” مشكل الحديث ” ما يخالف طريقة المثبتة والحنابلة، ومن أن أخبار الصفات تمر ولا تتأول، فالله أعلم

“Kemudian aku tidak melihat pada diri Ibnu Qutaibah di dalam kitab ‘Ta’wil Mukhtalifil Hadits’ sesuatu yang menyelisihi jalannya orang yang menetapkan sifat dan Hanabilah (yakni: Salafiyah, pen) dan bahwa berita tentang sifat-sifat Allah itu diimani saja tanpa ditakwil. Wallahu a’lam.” (Siyar A’lamin Nubala’: 13/299).


Dan contoh lainnya masih banyak. Secara khusus al-Imam Yusuf bin Hasan bin Abdil Hadi al-Maqdisi al-Hanbali (wafat tahun 909 H) rahimahullah menulis kitab ‘Jam’ul Juyusy wad Dasakir ala Ibni Asakir’ untuk membantah kitab ‘Tabyin Kadzibil Muftari’ tulisan Ibnu Asakir. Wallahu a’lam.



Bacaan Lainnya 


https://maktabahabufateema.blogspot.com/2020/11/ulama-syafiiyah-asyariyah-ternyata.html

https://maktabahabufateema.blogspot.com/2020/11/akhir-kehidupan-pengikut-asyariyah-yang.html

https://maktabahabufateema.blogspot.com/2020/11/sebelum-abbasiyah-runtuh-asyariyah.html

https://maktabahabufateema.blogspot.com/2020/11/debat-syafiiyah-wahabi-vs-syafiiyah.html

https://maktabahabufateema.blogspot.com/2020/11/penilaian-ibnus-subki-rohimahumullah.html

https://maktabahabufateema.blogspot.com/2020/11/dalil-lemah-asyariyah-dan-tuduhan-salah.html

https://maktabahabufateema.blogspot.com/2020/11/dahulu-manhaj-salaf-dikenal-dengan.html

https://maktabahabufateema.blogspot.com/2020/11/tersingkirnya-peran-ulama-syafiiyah.html



Tidak ada komentar:

Posting Komentar